Menkomdigi Ungkap Manfaat Penggunaan IoT Ke Pertanian, Apa Saja?


Jakarta, CNN Indonesia

Pejabat Tingginegara Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid Mendorong adopsi Ilmu Pengetahuan Jaringan of Things (IoT) bisa mencapai Daerah pelosok, tak hanya Ke perkotaan. Ia mencontohkan bagaimana Ilmu Pengetahuan ini bisa mendongkrak efisiensi Pertanian, dan Justru Meningkatkan kualitasnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Meutya Di melakukan kunjungan Di area kebun dan sawah Ke Desa Padas dan Desa Jetak, Kabupaten Sragen yang menjadi model percontohan nasional Langkah penerapan Ilmu Pengetahuan digital Ke sektor Pertanian, Rabu (5/11).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Tadi Sesudah berbincang Di para petani Sesudah menggunakan IoT, Jaringan of things, dan kecerdasan artifisial secara sederhana ini sudah mampu Memangkas pemakaian pupuk Disekitar 40-50 persen Di produktivitas yang juga Menimbulkan Kekhawatiran, dan emisi karbon yang lebih rendah,” kata Meutya Ke Sragen, Rabu (5/11)

Meutya mengatakan model percontohan yang telah berlangsung Pada 6 bulan ini tak hanya Menyediakan dampak positif Ke proses kerja para petani, tetapi juga hasil produksi mereka.





Ia menyebut melon hasil produksi para petani Memperoleh rasa lebih manis. Standar yang lebih baik ini memungkinkan Lantaran penyiraman hingga pemberian pupuk diberikan secara optimal sesuai Kebugaran tanaman yang datanya disediakan Dari Pendeteksi-Pendeteksi Ke IoT.

Data uji coba ini Menunjukkan penggunaan Ilmu Pengetahuan IoT mampu Meningkatkan hasil panen melon hingga 26 persen, yang Meningkatkan pendapatan para petani hingga 44 persen. Ilmu Pengetahuan ini juga menghemat penggunaan tenaga kerja hingga 45 persen, menghemat air hingga 15 persen.

Penggunaan IoT semacam ini juga dinilai Berencana Memperoleh dampak jangka panjang yang baik Untuk lingkungan.

“Yang juga penting, Bisa Jadi tidak terasa langsung Dari petani tapi Untuk jangka panjang Berencana terasa adalah ekosistem tanahnya juga menjadi terjaga Lantaran tadi baik itu suhu, pengairan, pemupukan, semuanya dilakukan juga secara otomatisasi,” terang Meutya.

Meutya mengatakan Ilmu Pengetahuan Mutakhir IoT hingga kecerdasan artifisial tak boleh hanya dimanfaatkan Ke Lokasi perkotaan, tetapi juga harus menjangkau Daerah pelosok.

Sragen sendiri dipilih Untuk menjadi model percontohan Lantaran infrastruktur Jaringan yang sudah mumpuni dan kelompok petaninya sudah Memperoleh sistem panen yang baik.

Komdigi menggandeng dua perusahaan rintisan Untuk menjalankan Langkah ini, yakni PT Habibi Digital Nusantara Di alat HabibiGrow Untuk tanaman melon dan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa Di alat Jinawi Untuk padi.

HabibiGrow adalah alat yang menjadi otak utama Untuk melakukan Karya pemeliharaan tanaman seperti penyiraman tanaman dan pendinginan Greenhouse secara otomatis. Alat ini dapat beroperasi secara Online dan Offline.

Alat ini mempunyai modular pengontrolan Karya maksimal hingga 8 Zona Untuk satu lahan yang berdekatan.

Sambil Itu, Jinawi merupakan sistem pintar rekomendasi pemupukan berbasis IoT kadar N, P, K, pH, Electrical Conductivity (EC), suhu, dan kelembapan tanah. Terhubung Di Langkah android RiTx Bertani, Pemakai dapat memperoleh rekomendasi pemupukan yang lebih presisi sesuai Kebugaran tanah.

Langkah yang diberi nama Tani Digital ini melibatkan 16 kelompok tani pembudidaya padi/jagung dan 16 kelompok tani pembudidaya melon Di total 190 petani Ke Kabupaten Sragen.

(lom/dmi)



Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Menkomdigi Ungkap Manfaat Penggunaan IoT Ke Pertanian, Apa Saja?