Jakarta, CNN Indonesia —
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan sejumlah mitra menetapkan Daerah perairan Misool Utara Ke Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya sebagai Kawasan Konservasi Perairan.
Kawasan seluas 308.692 hektar ini disebut Memiliki arti penting secara ekologis Sebab Memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan termasuk habitat penting Bagi dugong, penyu, paus, pari manta, dan perikanan yang bernilai ekonomi penting.
“Komitmen kami adalah mendukung pemerintah dan Komunitas Untuk melindungi Daerah lautan Indonesia yang Akansegera dilakukan Ke berbagai Daerah Ke Indonesia. Ke Wakatobi dan Bentang Laut Kepala Burung Pemberian kami kepada pemerintah terwujud berupa terbentuknya delapan kelompok ekowisata Komunitas, serta tersedianya tujuh juta data spesimen ikan demersal laut yang dikumpulkan Lewat penerapan Crew Operated Data Recorder System (CODRS),” ujar Muhammad Ilman, Direktur Langkah Kelautan YKAN Untuk sebuah keterangan, Selasa (12/11).
Penetapan tersebut dirayakan Untuk Kegiatan perayaan Di-10 YKAN Ke Jakarta Ke Selasa (12/11) yang mengusung bertema Together, We Find a Way.
Langkah Kelautan YKAN Pada ini telah dilaksanakan Ke sebelas provinsi dan lima Daerah pengelolaan perikanan bekerja sama Di sejumlah mitra.
Langkah Kelautan YKAN sendiri mencakup empat strategi yaitu Ekonomi Biru, Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, Ketahanan Kawasan Pesisir dan Perlindungan Kawasan Perairan.
Langkah yang Di berjalan Ke antaranya pendampingan Bagi pelaksanaan tambak ramah lingkungan Shrimp Carbon Aquaculture (SECURE) Ke Kabupaten Berau dan Kabupaten Ogan Komering Ilir, serta pelaksanaan Langkah konservasi terumbu karang wujud Untuk perjanjian pengalihan utang senilai US$35 juta atau Di Rp552,92 miliar.
Satu dekade pelestarian Daerah pesisir dan perairan
Indonesia merupakan Negeri kepulauan terbesar Ke dunia, maka Untuk itu Daerah pesisir dan laut Memiliki arti yang strategis dan penting Bagi Indonesia. Daerah ini menopang penghidupan Bagi 60 persen Komunitas pesisir, sekaligus menjadi strategi efektif Bagi adaptasi dan mitigasi Krisis Lingkungan.
Sayangnya, kedua Daerah tersebut terancam Sebab eksploitasi dan pemanfaatan yang tidak berkelanjutan sebagai dampak Untuk peningkatan permintaan Akansegera sumber daya pesisir dan kelautan.
Upaya melestarikan Daerah pesisir dan laut, secara konsisten dilakukan pemerintah Lewat KKP, Di menetapkan lima arah Aturan ekonomi biru yang menempatkan ekologi sebagai panglima.
Arah Aturan tersebut mulai Untuk memperluas kawasan konservasi laut dan menerapkan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, sampai Di Pembuatan budi daya laut, pesisir dan daratan yang berkelanjutan,pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta Aturan Bagi pengelolaan sampah plastik Ke laut.
“Belajar Untuk proses transformasi tata kelola pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang telah berhasil dilakukan Ke beberapa Negeri maju, kami Mengetahui bahwa implementasi Aturan ekonomi biru Ke Indonesia Berjuang Di tantangan yang sangat kompleks dan bersifat multidimensi, Agar tidak dapat dilakukan secara cepat dan sendiri,” ujar Kepala Biro Pendesainan KKP, Andy Artha Donny Oktopura Untuk Kegiatan yang sama.
“Kolaborasi dan sinergi Di KKP Di mitra, termasuk YKAN, menjadi Kunci Bagi mencapai triple win Ekonomi Biru Ke Indonesia yaitu Ocean Health, Ocean Wealth, dan Ocean Prosperity, serta pencapaian tujuan Pembangunan Ramah Lingkungan (Tujuan Pembangunan Ramah Lingkungan),” tambahnya.
Salah satu Langkah yang melibatkan peran aktif Komunitas Untuk upaya pelestarian pesisir dan laut, dilakukan Dari 2016 Di kelompok perempuan Bagi kegiatan sasi laut. Sasi laut merupakan bentuk kearifan lokal Ke Daerah Maluku dan Papua, Ke mana Komunitas sepakat Bagi tidak Memutuskan hasil laut Pada periode tertentu.
“Kami dibantu Bagi memilih lokasi sasi yang tepat, Ke mana hewan-hewan laut bisa berkembang biak Di baik Agar hasil sasi lebih melimpah. Hasil Untuk sasi kami gunakan Bagi Belajar anak-anak dan tabungan Ke masa Di jika ada yang Merasakan kesusahan,” ungkap Mama Ribka Botot, ketua Kelompok Sasi Perempuan diKampung Aduwei, Raja Ampat, yang juga hadir Untuk Kegiatan tersebut.
Di Detail, Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto mengatakan Kegiatan yang diselenggarakan YKAN hari ini merupakan sarana refleksi pembelajaran yang diperoleh Pada satu dekade, sekaligus memperkuat komitmen Untuk melindungi ekosistem laut dan pesisir Indonesia.
“Kami belajar Untuk semua proses yang telah dilakukan, dan mendapati bahwa kemitraan yang solid dan komitmen seluruh pemangku kepentingan merupakan faktor Kunci Prestasi yang dicapai bersama,” tutur Herlina Untuk sambutannya.
(lom/fea)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Misool Utara Ke Raja Ampat Ditetapkan Di Sebab Itu Kawasan Konservasi Perairan