Jakarta –
Telkom terus memanfaatkan Ilmu Pengetahuan Kecerdasan Buatan (AI) atau kecerdasan buatan Di Meningkatkan efisiensi operasional, Penghayatan pelanggan, dan Standar layanan perusahaan. Adopsi Ilmu Pengetahuan terkini itu membantu otomatisasi tugas manual sampai 95% dan sukses kurangi keluhan pelanggan.
Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business & Technology Telkom mengatakan, hal itu tidak terlepas Di kesuksesan perusahaan plat merah ini Di mengelola big data Ke Alat Lunak Peduli Lindungi Ke Di Penyebara Nmassal.
“Di itu, kami mengelola big data Bersama total pendaftar sebanyak 250 juta dan 56 juta User aktif harian. Padahal awal mulanya script coding ditulis hanya Bersama saya dan beberapa teman programmer,” dikutip Di pernyataan tertulisnya.
Komang berpendapat bahwa selain pengelolaan big data, Penghayatan penting Di itu adalah menangani banyak fitur Alat Lunak (pendaftaran Proteksi, sertifikat, check in Ke pusat keramaian, dst), serta sinkronisasi data pemerintah pusat dan Lokasi. Kini, Peduli Lindungi sudah diserahkan Ke Kementerian Keadaan Bersama nama Satu Sehat.
Sesudah Peduli Lindungi, pihaknya juga dipercaya pemerintah Di membuat Alat Lunak drafting regulasi Ke Kementerian Sekretariat Negeri, yang mampu memetakan potensi tumpang tindih aturan.
Merujuk Penghayatan-Penghayatan tersebut, lanjut Komang, Telkom pun intens menginisiasi kecerdasan buatan Di operasional perusahaan yang tantangan kesehariannya serupa, yakni melayani ratusan juta customer Bersama disertai varian big data Ke dalamnya.
“Sebagai operator Telecom terbesar Ke Indonesia, kami melayani lebih Di 10 juta pelanggan fixed broadband, 159 juta pelanggan seluler, 714 pelanggan institusi pemerintahan, 618.854 UKM, dan 1.694 perusahaan swasta. Juga 7 pelanggan another licensed operator, 382 pelanggan Jaringan service provider, 26 pelanggan transponder dan closed user group, serta 593 pelanggan Dunia partner,” paparnya.
Seluruh pelanggan dilayani tiga unit Usaha utama meliputi Consumer & Mobile, Enterprise, serta Wholesale & International Business. Bersama kompleksitas tersebut, cara manual Di koordinasi internal maupun pelayanan eksternal sudah tidak tepat, Agar dijalankan cara Terbaru yang lebih efektif dan efisien seperti yang mampu disediakan AI.
Beberapa bentuk riil penerapan AI Di sisi pelayanan customer adalah Penghayatan real-time berupa Chatbot AI 24/7 Bersama analisis sentimen guna memahami kebutuhan pelanggan.
“Ada asisten virtual Customer Care, seperti chatbot Veronika dan TED. Lalu, keluhan pelanggan diproses secara AI dan ini efektif Mengurangi keluhan 23% sampai 32%. Komunitas yang menggunakan Alat Lunak MyTelkomsel juga bisa merasakan platform Komitmen berbasis AI. Intinya, Penghayatan pelanggan bisa dipantau Bersama data perpaduan SOC, FM, dan sistem pengelolaan tenaga kerja perusahaan,” tuturnya.
Di sisi jaringan, Telkom mengimplementasikan jaringan berbasis Hyper-AI guna Meramalkan kebutuhan pelanggan, memelihara Alat secara proaktif, Memberi Penghayatan yang dipersonalisasi, dan mengoptimalkan Standar layanan.
“Kami sudah adopsi pemeliharaan proaktif Untuk Meramalkan kerusakan Alat serta otomatisasi operasi jaringan. Bersama Konsep Autonomous Network TM Forum, maka terdapat self execution and optimization yakni otomasi tugas manual hingga 95% disertai resolusi masalah lebih cepat 5 kali hingga 9 kali peningkatan waktu penyelesaian,” katanya.
Benefit lain adalah hadirnya perubahan operasi jaringan yang mencapai 28 juta per tahun Bersama waktu demarkasi turun Di 39 menit menjadi 10 menit (3x lebih cepat). Lalu, penurunan tugas manual hingga 97% serta resolusi masalah hingga 9x lebih cepat Bersama disertai 226-298 tugas optimasi harian.
Optimasi infrastruktur tersebut, baik Lewat Pusat Operasi Layanan AI (AISOC) dan Platform Jaminan Jaringan AI (AINAP), membuat perusahaan bisa merekomendasikan penempatan infrastruktur optimal berdasar lokasi pelanggan dan Meramalkan dampaknya Di pelanggan.
Berikutnya, adopsi AI Memperkenalkan identifikasi pelanggan berisiko Untuk retensi serta optimasi harga dinamis (penyesuaian tarif layanan berbasis segmentasi pelanggan dan permintaan pasar) dan peningkatan Standar layanan (bandwidth dioptimalkan secara real-time sesuai kebutuhan pelanggan).
Komang mengatakan, fase Pembuatan AI Ke Telkom Group dibagi menjadi Penjelajahan laboratorium dan implementasi. Telkom menekankan pentingnya pengujian dan sertifikasi Ilmu Pengetahuan Sebelumnya diadopsi secara luas guna Mengurangi risiko etika dan teknis.
“Sebab itu, regulasi menjadi kebutuhan utama, baik Ke fase Pembuatan apalagi implementasi. Terlebih Di ini tendensi Pembuatan AI terpolarisasi Di kutub Amerika Serikat Dan China. Kami berharap industri, kampus, dan pemerintah Indonesia berbondong-bondong kerjasama Di memitigasi risiko Yang Berhubungan Bersama regulasi ini,” pungkasnya
Artikel ini disadur –> Inet.detik.com Indonesia: Telkom Ungkap Sukses Adopsi AI: Efisiensi Operasional-Atasi Keluhan Pelanggan