Jakarta –
Seorang pegawai Microsoft ditangkap Di melakukan Aksi Massa Ke kantor pusat Microsoft Ke Redmond, Washington, Amerika Serikat.
Secara total ada 18 orang yang ditangkap Untuk Aksi Ketidak Setujuan Aksi Ketidak Setujuan tersebut, dan setidaknya ada satu yang merupakan pegawai Microsoft. Untuk Aksi Ketidak Setujuan tersebut, kelompok yang menamakan diri No Azure for Apartheid menduduki sebuah plaza Ke kantor pusat Microsoft.
Mereka mendirikan tenda yang dinamai ‘Liberated Zone’ Ke aksinya Ke hari Ke-2. Mereka juga menyiram Pewarna berwarna merah Ke logo Microsoft Ke kantor tersebut. Kepolisian Redmond menyebut para pendemo itu memblokir jalur pejalan kaki dan mencoba membuat penghalang menggunakan Tatakan dan Sofa curian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi Ketidak Setujuan Aksi Ketidak Setujuan Ke hari pertama, yaitu Ke Selasa (19/8), berjalan damai. Tetapi Ke Aksi Ketidak Setujuan hari Ke-2, polisi menyebut sejumlah pendemo menjadi agresif dan akhirnya ditangkap, demikian dikutip detikINET Bersama The Verge, Minggu (24/8/2025).
Salah satu yang ditangkap itu adalah Anna Hattle, seorang engineer software Ke Regu cloud dan AI Microsoft, yang dikonfirmasi Bersama Abdo Mohamed, mantan pegawai Microsoft yang juga menjadi pengurus Ke No Azure for Apartheid.
ADVERTISEMENT
“Mereka yang ditangkap adalah pegawai dan mantan pegawai Microsoft, juga anggota komunitas Seattle,” kata No Azure for Apartheid Untuk keterangan resminya.
No Azure for Apertheid Mengeluhkan kerja sama Microsoft Bersama Israel, tepatnya penggunaan software Microsoft Bersama militer Israel yang Lalu dipakai Sebagai melakukan operasi militer Ke Gaza.
Mereka pun Mengeluhkan penggunaan software Microsoft itu Sebagai Meninjau pergerakan warga Palestina Ke Gaza. Aksi Ketidak Setujuan ini mereka lakukan Di seminggu Setelahnya Microsoft mengaku melakukan investigasi independen Di penggunaan software Azure Ke Israel.
Artikel ini disadur –> Inet.detik.com Indonesia: Polisi Tangkap Pegawai Microsoft yang Aksi Ketidak Setujuan Israel