Matahari Buatan China Pecahkan Catatan Menyala Terlama, Hampir 18 Menit

Jakarta, CNN Indonesia —

Matahari buatan China berhasil memecahkan Catatan menyala paling lama Bersama durasi 1.066 detik atau hampir 18 menit.

Catatan tersebut memecahkan Catatan Di 2022 lalu Bersama menyala Di 17 menit atau 1.056 detik.

Matahari buatan China itu disebut experimental advanced superconducting tokamak (EAST) yang dinyalakan pertama kali Di 2006. EAST merupakan salah satu Di beberapa reaktor fusi nuklir yang Lagi dikerjakan, Di upaya menghasilkan energi bersih Di jumlah yang hampir tak terbatas Bersama cara yang sama seperti matahari menghasilkan energi.

Melansir Science Alert, Selasa (28/1), Catatan ini sangat penting Lantaran mensimulasikan versi kecil Di matahari sesungguhnya Ke Di laboratorium merupakan tantangan yang cukup besar.

Catatan ini dicapai Bersama pengujian yang dilakukan para peneliti Ke Institut Fisika Plasma (ASIPP) dan Institut Ilmu Fisika Hefei (HFIPS), Ke mana keduanya merupakan Dibagian Di Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS).

“Alat fusi harus mencapai operasi stabil Bersama efisiensi tinggi Pada ribuan detik Untuk memungkinkan sirkulasi plasma yang mandiri, yang sangat penting Untuk pembangkit daya fusi berkelanjutan Ke masa Di,” kata Fisikawan Nuklir Song Yuntao Di Institut Fisika Plasma.

Kendati China belum membagikan banyak detail tentang Kebugaran Untuk pencapaian 1.066 detik ini, para peneliti mengatakan bahwa sistem pemanas mereka telah menggandakan daya Lewat Berita Terkini Agar sekarang dapat mencapai setara 140 ribu oven microwave yang dinyalakan sekaligus.

Dari pertama kali dinyalakan, EAST telah Merasakan kemajuan yang stabil Di Meningkatkan suhu dan stabilitas plasma Ke inti mesin. Para peneliti yang mengerjakan EAST menggunakan plasma Bersama konfinemen tinggi, yang Di dasarnya merupakan cara yang lebih baik Untuk menjebak gas tersebut.

Meski masih jauh Di Merasakan reaktor fusi nuklir yang sepenuhnya berfungsi Untuk terhubung Ke jaringan listrik, tetapi setiap langkah maju Di matahari buatan ini menambah bukti bahwa Bisa Jadi suatu hari bisa menjadi sumber daya yang dapat diandalkan.

(fby/wiw)