Para ahli, Di sebuah studi terbaru, Menyaksikan jumlah kematian akibat Infeksi bakteri dan jamur Menimbulkan Kekhawatiran drastis hingga 70 persen Ke tahun 2050.
Studi yang terbit Di jurnal The Lancet itu Menginformasikan secara kumulatif Bersama tahun 2025 hingga 2050 bakal ada 39 juta kematian yang disebabkan Bersama resistensi antimikroba atau AMR Pada Terapi-obatan.
Para peneliti menjelaskan resistensi antimikroba terjadi ketika patogen seperti bakteri dan jamur Membuat kemampuan Untuk menghindari Terapi yang digunakan Untuk membunuh mereka.
Organisasi Kesejajaran Dunia (WHO) menyebut AMR sebagai “salah satu ancaman Kesejajaran Komunitas dan pembangunan Dunia terbesar”, yang disebabkan Bersama penyalahgunaan Terapi antimikroba yang berlebihan Ke manusia, hewan, dan tumbuhan. Hal ini dapat membantu patogen Membuat resistensi Pada Terapi tersebut.
Menurut Chris Murray, direktur Institute for Health Metrics and Evaluation Di University of Washington yang juga penulis utama studi ini, mengatakan bahwa Eksperimen mereka Menginformasikan prevalensi AMR dan dampaknya.
“Kami Meramalkan Akansegera menjadi lebih buruk,” kata Murray, mengutip CNN, Selasa (17/9).
“Kita membutuhkan penanganan yang tepat Pada antibiotik Terbaru dan pengelolaan antibiotik Supaya kita dapat mengatasi masalah yang sebenarnya cukup besar,” lanjut dia.
Orang tua paling terdampak
Prakiraan jumlah kematian tersebut berdasarkan catatan 520 juta individu Yang Terkait Bersama
Yang Terkait Bersama resisten antimikroba Bersama 22 patogen, 84 kombinasi patogen-Terapi, dan 11 Infeksi Di 204 Negeri Sebelum 1990 hingga 2021.
Para peneliti menemukan Bersama tahun 1990 hingga 2021, kematian akibat AMR turun lebih Bersama 50 persen Di Di anak-anak Di bawah usia 5 tahun, tetapi Menimbulkan Kekhawatiran lebih Bersama 80 persen Di Di orang dewasa berusia 70 tahun Di atas. Mereka Meramalkan Gaya ini Akansegera terus berlanjut.
“Kami Memiliki dua Gaya yang berlawanan yang Di terjadi: penurunan kematian AMR Di bawah usia 15 tahun, sebagian besar disebabkan Bersama Inisiatif Imunisasi, air dan sanitasi, beberapa Inisiatif Terapi, dan Prestasi Inisiatif-Inisiatif tersebut,” kata Murray.
“Dan Ke Pada yang sama, ada peningkatan yang konsisten Di jumlah kematian Di atas usia 50 tahun,” katanya.
Menurut dia seiring bertambahnya usia, orang dewasa yang lebih tua bisa lebih rentan Pada Infeksi parah.
Para peneliti Menginformasikan kombinasi patogen-Terapi yang Merasakan peningkatan terbesar Di menyebabkan beban paling besar Di Di semua kelompok usia adalah Staphylococcus aureus yang resisten Pada methicillin, atau MRSA.
Untuk kombinasi ini – antibiotik metisilin dan bakteri S. aureus – jumlah kematian yang disebabkan hampir dua kali lipat Bersama 57.200 Ke tahun 1990 menjadi 130.000 Ke tahun 2021.
Tiga skenario Di halaman berikutnya…
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: ‘Kiamat’ Bakteri-Jamur Diprediksi Bunuh 39 Juta Manusia Di 2050