Kenaikan Muka Laut Melesat, Kota Besar Di China Terancam Tenggelam


Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah Daerah pesisir China seperti Shanghai hingga Shenzen terancam tenggelam imbas kenaikan permukaan air laut yang Lebih cepat.

Studi terbaru Di Skuat ilmuwan yang dipimpin Rutgers University menemukan kenaikan permukaan laut Di ini terjadi lebih cepat daripada Di periode mana pun Di 4.000 tahun terakhir. Hal ini menjadikan kota-kota pesisir China sebagai Daerah yang paling terancam.

Untuk Menginformasikan Gaya ini, para peneliti Meneliti ribuan catatan geologis Di sumber-sumber seperti terumbu karang purba dan hutan mangrove, yang secara alami menyimpan bukti tentang permukaan laut Di masa lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menggunakan catatan-catatan tersebut, mereka melacak fluktuasi tingkat permukaan laut Di hampir 12.000 tahun, dimulai Di Zaman Holosen Sesudah zaman es terakhir.

Untuk studi yang diterbitkan Di Nature Di 15 Oktober lalu ini dijelaskan tingkat permukaan laut Dunia telah naik Dari 1900 Di rata-rata 1,5 milimeter per tahun. Laju ini menjadi yang tertinggi Di empat milenium terakhir.





“Laju kenaikan permukaan laut Dunia Dari 1900 adalah laju tercepat setidaknya Di empat milenium terakhir,” kata Yucheng Lin, peneliti pasca-doktoral Di Rutgers yang juga ilmuwan Di Badan Studi Ilmiah dan Industri Nasional Australia (CSIRO) Di Hobart.

Lin melakukan Studi ini bersama Robert Kopp, seorang Profesor Terkemuka Di Departemen Ilmu Bumi dan Planet Di Fakultas Karya Seni dan Ilmu Pengetahuan.

“Karya Dr. Lin Menunjukkan bagaimana data geologi dapat membantu kita memahami lebih baik ancaman yang dihadapi kota-kota pesisir Di ini,” kata Kopp, dikutip Di Scitechdaily.

Lin menyebut percepatan kenaikan muka laut disebabkan dua pendorong utama, yakni meluasnya pemanasan Dunia dan mencairnya gletser.

Seiring pemanasan planet akibat Pemanasan Global, lautan menyerap panas dan mengembang. Di Di yang sama, lapisan es Di Greenland dan Antartika mencair, menambah lebih banyak air Hingga lautan.

“Panasnya bumi membuat lautan menyerap lebih banyak volume, Dan gletser merespons lebih cepat Lantaran ukurannya lebih kecil daripada lapisan es, yang seringkali seluas benua. Kita melihat percepatan yang Lebih Meresahkan Di Greenland Di ini,” kata Lin.

Kota Di China tenggelam

Meski kenaikan permukaan laut merupakan masalah Dunia, China Berjuang Di ancaman lain.

Banyak kota besar dan penting secara ekonomi Di China, seperti Shanghai, Shenzhen, dan Hong Kong, terletak Di Daerah delta, yang secara alami rentan Pada penurunan muka tanah Lantaran dibangun Di atas sedimen tebal dan lembut. Penurunan muka tanah ini diperburuk Di Karya manusia.

“Kami telah dapat mengukur laju alami kenaikan permukaan laut Di Daerah ini,” kata Lin.

“Tetapi, intervensi manusia, terutama penarikan air tanah, membuatnya terjadi jauh lebih cepat,” tambahnya.

Penurunan tanah merujuk Di proses perlahan-lahan tenggelamnya permukaan Bumi. Hal ini dapat terjadi secara alami akibat proses geologis atau disebabkan Karya manusia seperti pengambilan air tanah.

Untuk menentukan bagaimana kenaikan permukaan laut Berencana berdampak negatif Di delta-delta Di China, Skuat peneliti Meneliti kombinasi catatan geologis, data penurunan tanah dan dampak Karya manusia Di Daerah pesisir, terutama Di Delta Sungai Yangtze dan Delta Sungai Mutiara. Daerah-Daerah ini menjadi kawasan pemukiman Untuk beberapa kota besar.

Di Shanghai, kata Lin, sebagian Daerah kota tenggelam lebih Di satu meter Di abad Hingga-20 akibat penggunaan air tanah yang berlebihan. Hal ini terjadi Di Kelajuan yang jauh lebih cepat dibanding laju kenaikan permukaan laut Dunia Di ini.

Daerah delta Memperoleh karakteristik datar, subur dan Di air, menjadikannya ideal Untuk Agrikultur, transportasi dan Pembaruan perkotaan. Tetapi, Situasi geografisnya juga membuatnya sangat rentan Pada Bencana Alam.

“Kenaikan permukaan laut beberapa sentimeter Berencana sangat Memperbaiki risiko Bencana Alam Di delta,” tutur Lin.

“Daerah-Daerah ini tidak hanya penting secara domestik, tetapi juga merupakan pusat Pabrik internasional. Jika risiko pesisir terjadi Di sana, rantai pasokan Dunia Berencana rentan,” imbuhnya.

Meski risetnya Menunjukkan risiko tersebut, ada hal lain yang juga ditemukan. Ia menyebut kota-kota seperti Shanghai telah Memutuskan langkah-langkah Memangkas penurunan tanah Di mengatur penggunaan air tanah dan Malahan menyuntikkan kembali air tawar Hingga Untuk akuifer bawah tanah.

“Shanghai sekarang tidak lagi tenggelam secepat dulu. Mereka Mengetahui masalahnya dan mulai mengatur penggunaan air tanah mereka,” terang Lin.

Samping Itu, studi ini juga menyediakan peta kerentanan Untuk membantu pemerintah dan perencana kota mengidentifikasi titik-titik rawan penurunan tanah dan bersiap Berjuang Di kenaikan permukaan laut Di masa Didepan.

Meski studi ini fokus Di Daerah China, pelajaran Di studi ini bisa berlaku secara Dunia. Banyak kota besar, seperti New York, Jakarta dan Manila, dibangun Di dataran rendah pesisir dan Berjuang Di risiko serupa.

“Delta adalah tempat yang bagus, cocok Untuk Agrikultur, perikanan, Pembaruan perkotaan, dan secara alami Menarik Perhatian peradaban Hingga sana. Tapi mereka sangat datar Tetapi rentan Pada subsidence yang disebabkan Di manusia, Di Sebab Itu kenaikan permukaan laut yang berkelanjutan dapat menenggelamkan mereka Di sangat cepat,” pungkas Lin.

(lom/fea)



Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Kenaikan Muka Laut Melesat, Kota Besar Di China Terancam Tenggelam