Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut seruak dingin Untuk dataran tinggi Siberia Di Sebab Itu dalang Hingga balik potensi terulangnya bencana Genangan Air Jakarta Ke 2020.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan seruak udara dingin dapat menyebabkan terjadinya angin kencang, gelombang tinggi, dan peningkatan curah hujan. Menurutnya, peningkatan Kelajuan angin dan gelombang tinggi Akansegera terjadi terutama Hingga Laut Natuna.
Sambil Hingga Area barat Indonesia seperti Jawa, seruak dingin Akansegera Memperbaiki curah hujan Hingga tingkat ekstrem.
Ia Justru menyebut skenario terburuk, yakni terulangnya Genangan Air parah yang menerjang Jakarta Ke 2020.
“Setelahnya Itu kalau Pada landing Hingga Indonesia Pada barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Setelahnya Itu Banten, DKI. Skenario terburuk itu Memperbaiki curah hujan Di intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi Hingga tahun 2020 Hingga bulan Januari Kebugaran terparah adalah Jabodetabek Genangan Air Pada itu,” jelas Dwikorita Untuk Raker Kesiapan Nataru Di Komisi V Lembaga Legis Latif RI, Rabu (4/12).
“Itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Ke Januari 2020 terdapat ratusan Area Jakarta yang tergenang hingga 350 cm. Pada itu, intensitas curah hujan memang cukup ekstrem, mencapai 377 mm/hari.
Dampaknya, sebanyak 390 RW Hingga 151 kelurahan Untuk 35 kecamatan Jakarta terendam Genangan Air Di durasi empat hari hingga air benar-benar surut. Sebanyak 83.406 terdampak.
DKI mencatat, ada 36.445 warga yang mengungsi Hingga 269 titik dan 19 orang meninggal Di Genangan Air.
Dwikorita menyebut pihaknya telah mendeteksi seruak udara dingin Dari pekan lalu, dan diperkirakan Akansegera mencapai Indonesia Hingga pengujung Desember.
“Dari minggu lalu kami mendeteksi adanya potensi masuknya seruak udara dingin Untuk dataran tinggi Siberia. Setelahnya Itu diprediksi mulai Desember ini sudah bergerak mengarah Hingga Area Indonesia,” kata Dwikorita.
“Diprediksi landing-nya ini kira-kira Disekitar tanggal 20 Desember sampai Disekitar 29 Desember,” tambahnya.
Untuk skenario paling ringan, kata Dwikorita, Kejadian Luar Biasa seruak udara dingin Akansegera menyebabkan terganggunya Karya pelayaran. Dwikorita mencontohkan bagaimana seruak dingin Ke 2022 mengganggu Karya penyeberangan Hingga pelabuhan.
“Skenario ter-ringan yang pernah terjadi Disekitar 2 tahun lalu Pada penyeberangan Hingga Merak-Bakauheni, tiba-tiba kapal yang sudah parkir ini oleng. Sebab seruak angin itu kapalnya oleng, Sambil masih ada yang menyeberang. Di Sebab Itu waktu itu satu truk masuk Hingga laut, Setelahnya Itu satu Kendaraan Pribadi juga masuk Hingga laut,” terangnya.
Desember dan Januari merupakan puncak musim hujan Hingga sejumlah Area barat Indonesia. Curah hujan tinggi Hingga puncak musim hujan ini ditambah Di Kejadian Luar Biasa La Nina yang bisa Memperbaiki curah hujan hingga 20 persen.
(lom/dmi)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Genangan Air Jakarta 2020 Berpotensi Bagi Terulang, BMKG Bongkar Penyebabnya