CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup


Jakarta

CEO Microsoft Satya Nadella dihantui kemungkinan perusahaannya gagal mempertahankan relevansi Di era kecerdasan buatan atau AI. Berbicara Di Pertemuan internal Mutakhir-Mutakhir ini, Nadella Menyambut Baik pertanyaan karyawan tentang perubahan Kekayaan Budaya Dunia Microsoft. Jawabannya mencerminkan kekhawatiran soal jangka panjang perusahaan.

“Beberapa Usaha terbesar yang telah kami bangun Mungkin Saja takkan relevan lagi Di masa mendatang,” kata Nadella, menurut The Verge yang dikutip detikINET. Ia menunjuk Digital Equipment Corporation (DEC) sebagai contoh tentang bagaimana Justru perusahaan Ilmu Pengetahuan dominan pun dapat cepat gulung tikar jika gagal Menyesuaikan Bersama pergeseran Di komputasi.

“Industri kami penuh Bersama studi Peristiwa Pidana perusahaan yang dulu hebat, Lalu menghilang. Saya terhantui Dari salah satu perusahaan bernama DEC,” jelas Nadella. DEC merupakan pemimpin pasar Di awal 1970-an, tetapi Lalu disalip pesaing seperti IBM Setelahnya gagal menerapkan perubahan penting seperti arsitektur Reduced Instruction Set Computing (RISC).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadella mengungkapkan hubungan pribadinya Bersama DEC, Di mana Pc pertamanya adalah DEC VAX dan ia pernah berharap bekerja Di sana. Ia juga mengingat beberapa insinyur yang membantu membangun Os Microsoft Windows NT berasal Di laboratorium DEC yang telah ditutup.



ADVERTISEMENT

Pernyataannya ini Menyambut Baik seorang karyawan Di Inggris yang mengatakan Kekayaan Budaya Dunia Microsoft terasa lebih dingin, lebih kaku, dan kurang empati seperti Sebelumnya. Nadella mengakui perusahaan masih perlu bekerja keras Untuk membangun kembali kepercayaan Bersama karyawan, terlebih Bersama adanya ribuan Pemutusan Hubungan Kerja Mutakhir-Mutakhir ini.

“Saya sangat menghargai pertanyaan dan sentimen Di baliknya. Saya menganggapnya sebagai umpan balik Untuk saya dan semua orang Di Skuat kepemimpinan, Sebab Di akhirnya, saya pikir kami dapat melakukan yang lebih baik, dan kami Berencana melakukan yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Nadella berulang kali menempatkan AI sebagai inti Di strategi masa Di Microsoft, mulai Di kemitraan mendalam Bersama OpenAI hingga penyematan fitur AI Di Windows, Office, dan Azure. Komentarnya menggarisbawahi betapa pentingnya adaptasi Untuk Microsoft jika ingin menghindari nasib perusahaan yang dulunya hebat Akan Tetapi gagal berkembang.

Artikel ini disadur –> Inet.detik.com Indonesia: CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup