Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan peningkatan signifikan jumlah titik panas (hotspot) Hingga Provinsi Kalimantan Barat, yang Berpeluang menyebabkan Kebakaran Liar dan lahan, seiring Di berkurangnya intensitas hujan Di beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data terbaru, jumlah hotspot Hingga Kalbar melonjak drastis Di 150 titik Ke Kamis (12/9), menjadi 827 titik Ke Jumat (13/9).
Kenaikan ini dilaporkan Dari BMKG Kelas 1 Supadio Pontianak yang mencatat sebaran 827 hotspot Hingga 10 kabupaten Hingga Kalbar. Di total tersebut, 21 hotspot Memperoleh tingkat kepercayaan rendah, 777 masuk Di kategori Di, dan 29 termasuk Di kategori tinggi.
Kabupaten Ketapang mencatat jumlah hotspot tertinggi Di 425 titik, disusul Dari Sintang Di 157 titik, Sanggau 106 titik, dan Landak sebanyak 50 titik.
Kabupaten lainnya yang juga terdampak Antara lain Sekadau Di 38 titik, Melawi 31 titik, Kapuas Hulu 16 titik, serta Bengkayang Di 2 titik, Sambil Mempawah dan Kubu Raya masing-masing mencatat 1 titik hotspot.
Empat Area lain, yaitu Kota Pontianak, Singkawang, Sambas, dan Kayong Utara, hingga Pada ini belum terdeteksi hotspot.
Lantas, apa penyebab intensitas hujan Hingga Kalimantan menurun?
BMKG, Di Prospek Cuaca Mingguan periode 17-23 September 2024, Menginformasikan Area Indonesia Dibagian Ditengah, mulai Di Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur serta Kalimantan, Berusaha Mengatasi Situasi yang lebih kering Di minim pembentukan awan hujan.
Menurut BMKG penyebab utama rendahnya curah hujan Hingga Kalimantan adalah keberadaan Siklon Tropis Bebinca. Siklon ini memengaruhi pola angin Hingga Area tersebut Di cara Menarik Perhatian massa udara Hingga pusat sistemnya, mengakibatkan berkurangnya uap air Hingga Kalimantan dan menurunkan potensi hujan.
“Berkurangnya curah hujan Hingga Kalimantan Meningkatkan potensi Kebakaran Liar dan lahan Hingga Area ini,” demikian keterangan BMKG.
Sama seperti siklon tropis lainnya. Bebinca merupakan badai Di kekuatan yang besar. Badai tersebut Memperoleh Kecepatanakses angin maksimal 151 kilometer per jam.
Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 kilometer. Siklon tropis terbentuk Hingga atas lautan luas yang umumnya Memperoleh suhu permukaan air laut hangat, lebih Di 26,5 derajat Celsisu.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh Hingga atas perairan hangat Di Area perawanan konvektif dan Kecepatanakses angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot Ke lebih Di setengah Area yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
(wnu/dmi)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: BMKG Bongkar Penyebab Titik Panas Hingga Kalimantan Meresahkan Drastis