Jakarta, CNN Indonesia —
Induk perusahaan ChatGPT, OpenAI, mengatakan Berencana Mengadakan fitur parental control atau kontrol orang tua sebagai respons atas tudingan chatbot-nya membahayakan Pemakai usia muda. OpenAI mengatakan fitur tersebut kemungkinan Berencana diluncurkan bulan Di.
Fitur kontrol ini disebut Berencana mencakup opsi Untuk orang tua menautkan akun mereka Bersama akun anak mereka, mengatur bagaimana ChatGPT merespons Pemakai remaja, menonaktifkan fitur-fitur seperti memori dan riwayat obrolan, serta Memperoleh notifikasi ketika sistem mendeteksi “Pada-Pada yang tidak menyenangkan” ketika digunakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OpenAI Sebelumnya mengatakan mereka Lagi mengerjakan kontrol orang tua Sebagai ChatGPT, tetapi masih menentukan kerangka waktu Sebagai rilis.
“Langkah-langkah ini hanyalah permulaan. Kami Berencana terus belajar dan memperkuat pendekatan kami, dipandu Bersama para ahli, Bersama tujuan membuat ChatGPT semaksimal Mungkin Saja” tulis OpenAI Di sebuah posting blog Ke Selasa (2/9).
Dikutip Di CNN, pengumuman ini muncul Setelahnya orang tua Adam Raine (16) mengajukan gugatan Di OpenAI Bersama tuduhan ChatGPT memberi saran kepada remaja tersebut Sebagai bunuh diri.
Tahun lalu, seorang ibu Di Florida menggugat platform chatbot Character.AI atas dugaan perannya Di Perkara Hukum Hukum bunuh diri putranya yang berusia 14 tahun.
Ada juga kekhawatiran yang berkembang tentang Pemakai yang membentuk keterikatan emosional Bersama ChatGPT. Di beberapa Perkara Hukum Hukum, hal ini mengakibatkan episode delusi dan keterasingan Di keluarga, seperti yang ditunjukkan laporan The New York Times dan CNN.
OpenAI tidak secara langsung mengaitkan kontrol orang tua barunya Bersama laporan terbaru ini, tetapi mengatakan Di sebuah posting blog minggu lalu bahwa “Perkara Hukum Hukum-Perkara Hukum Hukum memilukan Terbaru-Terbaru ini tentang orang-orang yang menggunakan ChatGPT Ke Ditengah-Ditengah krisis akut” mendorongnya Sebagai membagikan lebih banyak detail tentang pendekatannya Di Perlindungan.
Sebelumnya, juru bicara OpenAI mengatakan ChatGPT telah menyertakan langkah-langkah, seperti mengarahkan orang Ke saluran Pemberian krisis dan sumber daya lainnya Sebagai merespons Situasi semacam itu.
Akan Tetapi Di pernyataan yang dikeluarkan minggu lalu sebagai tanggapan atas Perkara Hukum Hukum bunuh diri Raine, perusahaan tersebut mengatakan bahwa perlindungannya terkadang tidak dapat diandalkan ketika Pemakai terlibat Di percakapan yang panjang Bersama ChatGPT.
“ChatGPT Memiliki perlindungan seperti mengarahkan orang Ke saluran Pemberian krisis dan merujuk mereka Ke sumber daya Ke dunia nyata,” kata juru bicara perusahaan minggu lalu.
“Walaupun perlindungan ini bekerja paling baik Di pertukaran yang umum dan singkat, kami telah belajar Di waktu Ke waktu bahwa mereka terkadang menjadi kurang dapat diandalkan Di Komitmen yang panjang Ke mana Dibagian Di pelatihan keselamatan model dapat menurun. Perlindungan yang paling kuat adalah ketika setiap elemen bekerja sebagaimana mestinya, dan kami Berencana terus meningkatkannya, Bersama dipandu Bersama para ahli,” tambahnya.
(lom/fea)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Banyak Perkara Hukum Hukum Bunuh Diri, ChatGPT Bakal Punya Fitur Kontrol Orang Tua