Jakarta, CNN Indonesia —
Australia Pada 12 bulan terakhir Merasakan bulan-bulan paling panas, dan mencapai suhu tertinggi Dari pertama kali dicatatkan Dari seabad lalu.
Ke periode Di April 2024-Maret 2025, suhu Malahan Menimbulkan Kekhawatiran hingga 1,61 derajat Celcius Hingga atas rata-rata.
Ahli iklim senior pemerintah Simon Grainger mengatakan hal ini juga mengikuti pola sama yang terjadi Hingga berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dari Disekitar April 2023, kami telah melihat suhu yang secara Dunia jauh lebih hangat daripada apa pun yang pernah kami lihat Di catatan sejarah,” kata Grainger seperti dilaporkan AFP.
Periode terpanas Sebelumnya terjadi Ke 2019, Bersama suhu 1,51 derajat Celcius Hingga atas rata-rata.
Gaya ini Sesudah Itu berlanjut Hingga Maret, yang Karena Itu bulan paling panas. Grainger menyebut suhu bisa lebih Di 2 derajat Celcius Hingga atas suhu rata-rata.
“Kami melihat banyak Situasi gelombang panas, khususnya Hingga Australia Barat. Dan kami tidak benar-benar melihat banyak periode cuaca dingin,” katanya.
Hingga sisi lain, Pada beberapa bulan terakhir Australia dilanda cuaca buruk. Suhu Hingga Laut Koral naik Supaya memicu siklon tropis yang menghantam desa-desa Hingga pesisir pantai Maret lalu.
Terumbu karang Hingga lepas pantai Australia Barat berubah putih Lantaran laut lebih panas.
Gaya kenaikan suhu Hingga Australia mengikuti Gaya Dunia Di ini. Enam data internasional mengonfirmasi bahwa 2024 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat. Ilmuwan menyebut pembakaran bahan bakar fosil telah Mendorong pemanasan Dunia jangka panjang.
Hingga Australia terdapat aneka endapan seperti batu bara, gas logam dan mineral. Pertambahan dan bahan bakar fosil merangsang Perkembangan ekonomi Pada beberapa dekade.
(els/vws)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Australia Terpanggang 12 Bulan, Catatan Suhu Terpanas Di Sejarah