Jakarta –
Jala Lintas Media (JLM) dan Super Sistem Ultima (SSU) menandatangani dua kesepakatan strategis pembangunan sistem kabel bawah laut yang mencakup jalur internasional dan domestik.
Kedua kesepakatan tersebut meliputi Perjanjian Komersial 1 Fiber Pair Sebagai sistem kabel bawah laut Super Sistem Batam Singapore (SSBS), serta Term Sheet 1 Fiber Pair Sebagai sistem kabel bawah laut domestik BTI-1 (Barat-Timur Indonesia). Total nilai Penanaman Modal Asing Didalam kerja sama ini mencapai lebih Didalam USD 36 juta atau setara Rp 570 miliar.
Menurut Direktur Utama PT Jala Lintas Media, Victor Irianto, proyek SSBS Berencana memperkuat konektivitas internasional Indonesia Lewat jalur Batam-Singapura yang berkapasitas tinggi, berlatensi rendah, dan bersifat dedicated.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Didalam Memutuskan satu fiber pair penuh Di SSBS, JLM Memiliki kontrol penuh atas Standar dan skala kapasitas internasional kami,” ujar Victor dikutip Didalam siaran persnya, Kamis (30/10/2025).
ADVERTISEMENT
“Permintaan bandwidth pelanggan kami yang termasuk enterprise besar, operator nasional, dan ekosistem data center, sudah bukan Kemajuan linear lagi, tapi telah berubah menjadi Kemajuan eksponensial. Didalam SSBS, kami tidak hanya membeli kapasitas; kami juga mengamankan fondasi layanan kami sendiri,” lanjutnya.
Sambil Itu, Direktur Utama PT Super Sistem Ultima, Kelvan Firman mengatakan bahwa sistem SSBS dibangun Sebagai menjadi rute efisien dan tangguh Didalam latensi rendah.
“Didalam komitmen JLM, utilisasi komersial SSBS Berencana Lebih cepat, dan operator Indonesia Memperoleh akses kapasitas yang mereka kendalikan sendiri, bukan sekadar menyewa jalur milik pihak lain,” ujar Kelvan.
Selain SSBS, JLM dan SSU juga menyepakati pembangunan sistem kabel bawah laut BTI-1 yang menghubungkan Batam-Jakarta-Manado, serta percabangan Di Gresik, Makassar, dan Balikpapan. Jalur ini Berencana menjadi tulang punggung jaringan subsea domestik Didalam barat Di timur Indonesia.
Sebagai informasi, BTI-1 adalah backbone subsea domestik yang dinilai Berencana menjadi penentu daya saing Indonesia secara digital.
“Fiber pair yang kami amankan Di BTI-1 memberi kami jalur nasional Didalam barat Di timur – Batam, Jakarta, Manado – sekaligus akses Di node-node penting seperti Makassar, Gresik, dan Balikpapan. Ini langsung menyentuh kebutuhan pelanggan kami Di Lokasi industri, energi, dan pemerintahan,” tutur Kelvan.
Kesepakatan fiber pair Di BTI-1 ini juga menegaskan bahwa kebutuhan bukan hanya ‘connect to Singapore’, tapi juga ‘connect Indonesia internally, end-to-end’. BTI-1 dirancang agar kapasitas besar tidak lagi terpusat hanya Di Jawa, tapi benar-benar tersebar lintas Daerah.
Kedua proyek tersebut juga Berencana terintegrasi Didalam jaringan terestrial dan metro milik JLM, guna Menampilkan layanan end-to-end Untuk pelanggan. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat kedaulatan kapasitas digital nasional, baik Sebagai konektivitas internasional maupun domestik.
Victor menambahkan, pembangunan dua jalur subsea ini Berencana mendukung Kemajuan data yang Meresahkan pesat Didalam layanan berbasis cloud, video, dan kecerdasan buatan (AI).
Adapun, penandatanganan dilakukan bertepatan Didalam peringatan Hari Sumpah Pemuda Di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/10). Penandatanganan dilakukan Didalam Direktur Utama PT Jala Lintas Media, Victor Irianto, dan Direktur Utama PT Super Sistem Ultima, Kelvan Firman.
Artikel ini disadur –> Inet.detik.com Indonesia: Kebutuhan AI Meresahkan, 2 Proyek Kabel Laut Digelar











