Jakarta –
OpenAI, perusahaan Ke balik ChatGPT, Lagi menempuh strategi ekspansi paling ambisius Ke Silicon Valley. Mereka menggelontorkan puluhan miliar Matauang Asing setiap tahun, tapi hingga kini masih mencatat kerugian besar.
Menurut laporan The Wall Street Journal, OpenAI telah mengikat Perjanjian dan Penanaman Modal yang nilainya melampaui sebagian besar Mula Ilmu Pengetahuan lain. Perusahaan ini Di lain:
– Menerbitkan Di USD 60 miliar per tahun Sebagai komputasi Di Oracle
– Menanam USD 18 miliar Di proyek data center bersama
– Dan menghabiskan USD 10 miliar Sebagai Membuat chip khusus
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OpenAI juga Ditengah menyiapkan Gadget keras yang ditargetkan Sebagai pasar massal. Semua itu membuat total komitmen OpenAI mencapai ratusan miliar Matauang Asing hingga dekade berikutnya.
ADVERTISEMENT
Penanaman Modal jumbo ini bukan hanya mengubah masa Di OpenAI, tapi juga mendongkrak valuasi mitra bisnisnya. Hanya Di sepekan terakhir, kesepakatan OpenAI menambah lebih Di USD 400 miliar kapitalisasi pasar Sebagai Broadcom dan Oracle.
Meski begitu, OpenAI masih tekor. Tahun ini, pendapatannya diperkirakan USD 13 miliar, tapi kerugian tetap Berencana menumpuk. CEO Sam Altman mengatakan perusahaan Mutakhir Berencana mencapai titik balik alias profit Ke 2029, Setelahnya merugi total USD 44 miliar.
Altman membandingkan Gaya AI Pada ini Bersama era dot-com. Menurutnya, Berencana ada banyak Mula dan investor yang “terbakar”, Akan Tetapi ia optimistis OpenAI bukan salah satunya.
Mereka Meramalkan pendapatan bisa tiga kali lipat tahun ini, lalu melonjak Karena Itu USD 100 miliar Ke 2028 dan Justru USD 200 miliar Ke 2030.
Sumber pendanaan Karena Itu Kunci. Sepanjang tahun lalu, investor Silicon Valley sudah menyuntik Di USD 50 miliar Ke OpenAI. Microsoft ,yang merupakan investor utama, Mutakhir saja memperpanjang kerja sama, termasuk restrukturisasi OpenAI menjadi entitas for-profit. Langkah ini dibutuhkan Sebagai membuka akses pendanaan Mutakhir senilai USD 19 miliar.
Meski ChatGPT sudah dipakai lebih Di 700 juta User, sebagian besar masih gratisan. Menurut survei Menlo Ventures, hanya Di 3% konsumen yang benar-benar membayar layanan AI, Bersama total belanja Di USD 12 miliar.
Artinya, Kendati AI Lagi naik daun dan Karena Itu Inisiatif konsumen Bersama Perkembangan tercepat Di sejarah, tantangan terbesar OpenAI adalah mengubah popularitas itu menjadi Usaha yang berkelanjutan.
Artikel ini disadur –> Inet.detik.com Indonesia: OpenAI Penanaman Modal Jor-joran Meski Usaha Masih Tekor