Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut penyebab gempa berkekuatan magnitudo 4,7 Di Kabupaten Karawang bukan disebabkan Sesar Baribis, melainkan Sesar Naik Busur Di Jawa Barat, tepatnya Di Segmen Citarum.
“Gempa semalam itu pemicunya segmen Citarum bukan Baribis. Segmen Baribis itu ada Di timur sana Didekat Kuningan,” tutur Daryono, Direktur Gempabumi dan Gelombang Laut Tinggi BMKG Di keterangannya, Kamis (21/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segmen Citarum sendiri merupakan Dibagian Bersama Sesar Naik Busur Di Jawa Barat atau West Java back arc thrust.
“Episenternya gempa M 4,7 semalam ada Di selatan segmen Citarum, Lantaran West Java back-arc thrust itu dipping (miring) Ke arah selatan, Bersama Sebab Itu episenter gempa berada Di selatan sesar,” tambahnya.
Bersama Segmen Baribis, beberapa segmen lain yang termasuk Di sesar tersebut adalah Segmen Ciremai, Segmen Cipunegara, Segmen Tangkubanparahu, Segmen Citarum, Segmen Citarum Front, Segmen Cariu, Segmen Cirata, Segmen Kalapanunggal, Segmen Depok, Segmen Rarata, dan Segmen Salak.
Gempa berkekuatan magnitudo 4,7 mengguncang Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan sekitarnya Di Rabu (20/8) tepatnya Di pukul pukul 19:54:55 WIB.
Hasil analisa BMKG Menunjukkan gempa ini Memperoleh parameter update Bersama magnitudo M 4,7. Episenter gempa terletak Di koordinat 6.52 LS dan 107.25 BT, atau tepatnya berlokasi Di darat Di jarak 19 km Tenggara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Di kedalaman 10 km.
Hingga Kamis (21/8) pukul 11.30 WIB, total 14 kali gempa susulan terjadi. Gempa susulan ini Memperoleh kekuatan yang bervariasi, mulai Bersama yang terkecil berkekuatan M1,7 hingga yang terbesar berkekuatan magnitudo 3,9.
Sesar Naik Busur Di Jawa Barat
Di 2024, Peneliti Pusat Eksperimen Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo menjelaskan penelitiannya tentang sesar aktif utama Di pulau Jawa. Ia menyebutnya sebagai Sesar Baribis-Kendeng atau Java Back-arc Thrust.
Sonny mengatakan Sesar Baribis-Kendeng atau Java Back-arc Thrust merupakan sebuah sistem sesar yang kompleks dan besar.
“Di Jawa Barat, sesar ini melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Ada indikasi Lewat Daerah selatan Jakarta (perbatasan Bersama Depok) dan Di Daerah Bogor,” jelas Sonny Di Juni 2024, dikutip Bersama laman BRIN.
Sebelum 2019, Sonny pernah meneliti sesar ini Di Majalengka, Purwakarta, Karawang, Depok, dan Bogor. Tujuan penelitiannya adalah mengetahui lokasi jalur sesar aktif-pernah bergerak setidaknya Sebelum 11 ribu tahun lalu.
Di artikel berjudul “Active Back-arc Thrust in North West Java, Indonesia yang terbit Di jurnal Tectonics tahun 2022, Sonny menyebut Java Back-arc Thrust aktif Di segmen Tampomas, Sebelum Disekitar 50 ribu tahun lalu sampai Di ini.
“Jejak morfologi (Bersama data Digital Elevation Model/DEM, sebagai indikasi awal sesar aktif) Java Back-arc Thrust ini menerus Ke arah barat melewati Subang hingga Ke selatan Jakarta dan Bogor,” tutur Sonny.
(lom/fea)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia.com Indonesia: Bukan Sesar Baribis, BMKG Ungkap Penyebab Gempa Karawang M 4,7